Mahasiswa STIE STMIK Lamappapoleonro akan melakukan berbagai kegiatan fisik maupun non fisik selama kurang lebih 2 bulan di Desa Panincong. Hal itu disampaikan pada saat Seminar Program Kerja, Jumat (6/3) yang dihadiri oleh Kades Panincong  Andi Mardiana, Anggota BPD, Aminuddin, Dosen Pembimbing Ismail, S.Kom, M.Kom, Kadus dan Ketua RT RW, Pemuda serta Mahasiswa peserta KKLP itu sendiri.

Ismail mengatakan bahwa mahasiswa yang ditempatkan di Desa Panincong diharapkan dapat menjadi inovator dan kreator bagi masyarakat serta bekerjasama dan bersinergi dengan pemerintah setempat.

Kampus STIE STMIK yang sebentar lagi menjadi Universita tersebut menyebar 193 mahasiswa di 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Soppeng.

“Kami menempatkan 193 mahasiswa di Kecamatan Lalabata, Donri-Donri dan Marioriawa. Dan kami harapkan bantuan masyarakat dalam mengarahkan mahasiswa kami agar dapat lebih siap dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat nantinya,” tutur Ismail.

Sementara itu Kades Panincong dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pemerintah dan masyarakat Desa Panincong menyambut baik kedatangan maupun program kerja mahasiswa dan diharapkan agar mahasiswa senantiasa berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk berbagai kegiatan yang akan dilaksnakan.

“Pelaksanaan kegiatan sebaiknya dikoordinasikan dengan Pemerintah. Insya Allah kami siap membantu, sesuai kemampuan kami. Kami berharap program yang direncanakan dapat dikerjakan dengan baik sehingga meninggalkan kesan yang baik bagi masyarakat di sini, begitu juga mahasiswa menyimpan kesan yang baik tentang desa kami,” Urai Andi Mardiana.

Seminar yang dibuka oleh Kades Panincong tersebut berlangsung alot. Setelah mahasiswa memaparkan rencana program kerja, masyarakat menanggapi bahkan mengusulkan 2 kegiatan lain yang tidak diprogramkan oleh mahasiswa.

Adapun program kerja fisik adalah Rehab papan nama Puskesmas Panincong, himbauan pajak, papan nama perkuburan islam Panincong, papan petunjuk arah Masjid Al- Falah, papan nama posyandu, papan PKK, pengecatan tribun lapangan Panincong serta pengecatan lorong ramah anak.

Sedangkan program kerja non fisik diantaranya Penyuluhan tentang pencegahan stunting, pertanian, pencegahan pernikahan dini, tata tertib lalu lintas, bahaya DBD, Media Sosial dalam berbisnis, peran orang tua dalam memantau sosial media pada anak, pemanfaatan komputer di bidang pertanian, GerakanMasyarakat  Sehat (GERMAS), pelaksanaan Isra’ mi’raj dan Safari Ramadhan.

Menanggapi rencana penyuluhan di bidang Pertanian, Aminuddin mengingatkan kepada Mahasiswa untuk berkoordinasi dengan Pihak BPP Marioriawa yang kebetulan berkantor di Desa Panincong.

“Bidang pertanian itu banyak, jadi saya ingatkan, anak-anakku berkoordinasi dengan pihak penyuluh pertanian tentang apa yang akan dibahas,” sarannya.

Dua program usulan dari masyakat adalah pencegahan DBD dengan teknik pelaksanaan fogging di desa Panincong dan pelatihan tentang desain grafis. (as)