Sebagai wujud rasa syukur atas hasil panen yang di dapatkan dalam setahun, maka petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Makkajuange melaksanakan acara Pesta Panen, 3/10 di Dusun Labuleng RW 2. Hadir diacara ini adalah Kepala Desa Panincong, Anggota BPD, Ketua-Ketua Lembaga, tokoh masyarakat serta anggota kelompok tani Pao Makkajuange dan warga sekitar.
Kegiatan ini ditandai dengan membunyikan oni-oni to riolo yakni Mappadendang yang dilaksanakan sejak pagi hingga siang hari. Para orang tua berkumpul memainkan alat berupa lesung dan alu. Alu dipukulkan pada lesung secara bergantian oleh 6 sampai 6 orang sehingga menimbulkan irama yang indah di dengar. Suara yang ditimbulkan dari beradunya alu dan lesung ini dilengkapi dengan suara gendang. Selain itu, ada satu orang yang bertindak sebagai Passapu, biasanya peranan ini dipegang oleh orang yang ditokohkan. Passapu biasanya juga melakukan tarian mengikuti irama, yang mengandung makna tertentu.
Usai Mappadendang, dilanjutkan dengan menikmati makanan hasil panen tahun berjalan. Salah satu makanan yang harus ada adalah bette. Ibu-ibu dengan sukaria menyiapkan makanan yang disantap bersama-sama oleh anggota kelompok tani maupun warga sekitar yang turut hadir diacara Mappadendang.
Sebagai makanan wajib mappadendang, maka bette ini terkadang menjadi rebutan. Proses pembuatannya yang susah membuat makanan jenis ini hanya ada pada saat acara pesta panen.
Mappadendang sebagai wujud syukur petani usai panen ini hingga saat ini masih terpelihara dengan baik di Desa Panincong.
*Bette : makanan dari beras ketan campur gula merah dan parutan kelapa muda. Cara membuat ; padi pulut di sangarai sampai matang kemudian ditumbuk di lesung. beras hasil tumbukan tadi dibersihkan, dicampurkan dengan irisan gula merah dan parutan kelapa yang muda. Campur merata dan siap dihidangkan.